![]() post : 5 (0.06%) Bergabung : 21/02/2020 | Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Muhammad Ramli Rahim turut ada serta berdiskusi dalam acara itu. Menurutnya, gagasannya, bahasa Indonesia, matematika, bahasa Inggris, dan pendidikan ciri-ciri berbasiskan agama serta Pancasila jadi mata pelajaran (mapel) penting di SD. ”Karena itu, mapel bahasa Inggris dihapus untuk SMP serta SMA. Sebab telah diselesaikan di SD,” tuturnya.
Evaluasi bahasa Inggris yang disebut Mendikbud Nadiem, lanjut Ramli, lebih diprioritaskan untuk mengajari pembicaraan. Bukan tata bahasa. Selanjutnya, untuk SMP, jangan lebih dari lima mapel yang di ajarkan pada siswa. Sedang di SMA optimal ada enam mapel tanpa ada penjurusan. ”Siswa yang ingin konsentrasi ke ketrampilan khusus disilahkan pilih SMK,” jelas Ramli menirukan perkataan Nadiem.
Sebab SMK konsentrasi mengajari ketrampilan khusus, ada wawasan untuk memakai skema SKS (unit credit semester). Dengan demikian, siswa yang dipandang pandai serta bertambah cepat kuasai ketrampilan khusus dapat lulus sesudah dua tahun saja tempuh evaluasi (pekerjaan belajar-mengajar) di sekolah. Sedang siswa yang lamban menyerap pengetahuan dapat sampai empat tahun untuk lulus.
Menurut Ramli, Nadiem serta menyarankan supaya ujian kelulusan SMK bukan hanya normatif. Lebih ke praktis untuk mengukur ketrampilan serta ketrampilan siswa. ”SMK jangan kalah dengan balai latihan kerja yang cuma 3, 6, atau 12 bulan,” katanya.
Selain itu, Nadiem mengatakan cuma ikuti instruksi Presiden Joko Widodo untuk tingkatkan serta mengurus sdm Indonesia supaya semakin maju. Menurutnya, mengubah kurikulum itu bukan hanya mengubah content. Esensinya ialah menyederhanakan serta mengubah langkah pengutaraan materi pada siswa tidak untuk sebatas mengingat.
”Dan itu ialah PR (pekerjaan rumah, Red) saya untuk dapat mengubahnya. Tetapi, itu bukan suatu hal yang dapat dirubah dalam sekejap. Diperlukan ucapan selamat pagi pertimbangan yang benar-benar masak serta input dari beberapa guru serta faksi lain. Jadi, penyempurnaan, penyederhanaan, serta perkembangan kurikulum itu saya merujuk ke guru,” papar bekas CEO Gojek itu. Karena, kata Nadiem, gurulah yang paling tahu apa yang diperlukan siswa-siswanya.
Menurut Nadiem, guru-guru masa saat ini telah hebat. Dapat memakai tehnologi merupakan instrumen untuk tingkatkan kualitas evaluasi. Dengan tehnologi, guru dapat bebas pilih content seperti apa yang pas dengan materi pelajaran. Dengan demikian, banyak pengembangan yang akan ada.
”Namun, yang penting diingat, tehnologi tidak dapat gantikan peranan seorang guru. Karena, evaluasi yang sebenarnya ialah terdapatnya koneksi batin di antara guru serta siswa. Tehnologi ialah alat, bukan hal yang mutlak,” papar ia. |