Poros Maritim Dunia dengan 5 Pilar Utama

Selasa, 3 September 2019 00:00:00

Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo menyelenggarakan Kuliah Umum dari Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja, Ph.D pada Senin (2/9) di Aula Kampus. Kuliah Umum yang bertajuk Poros Maritim Dunia ini diikuti oleh taruna dan dosen Politeknik KP Sidoarjo serta dihadiri sejumlah pejabat lingkup BRSDMKP.
Dalam kuliahnya, Prof. Sjarief memaparkan mengenai 5 Pilar Utama dalam mewujudkan poros maritim dunia yaitu Pertahanan Maritim, Diplomasi Maritim, Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pengembangan Infrastruktur Maritim, dan Budaya Maritim.
“Dengan wilayah strategisnya, dengan kondisi kelautan dan perikanan serta didukung pertahanan yang kuat maka Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maritim”, ujar Prof. Sjarief
Lanjut Prof. Sjarief, Indonesia memiliki potensi kelautan sebanyak 17.504 pulau dengan panjang pantai mencapai 95.181 km serta luas laut 5,8 juta km2, sehingga mayoritas daerah industry dan kota-kota besar di Indonesia berada didaerah pesisir. Selain itu daerah-daerah ekplorasi minyak bumi dan gas lebih dari 60% berada di laut. Sebagian besar obyek wisata di Indonesia juga terkait dengan laut, pesisir dan pulau-pulau kecil.
Dari sisi perikanan, Indonesia memiliki Marine Mega-Biodiversity dengan 8500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, 950 spesies biota terumbu karang. Dengan memiliki wilayah yang strategis ini potensi perikanan tangkap, perikanan air payau dan perikanan air tawar juga sangat besar. Tentunya hal ini didukung pertahanan yang kuat dari militer (TNI), Polri, Bakamla, dan Pengawas PNS (PSDKP) yang berfungsi menjaga keamanan laut.
Namun demikian permasalahan masih terjadi. Dilaut Indonesia masih ditemukan illegal fishing yang merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati meski aparat terus bertindak. Potret nelayan Indonesia masih belum sejahtera, mata pencaharian nelayan dalam 10 tahun terakhir mengalami penurunan dan jumlah armada kapal nelayan Indonesia mayoritas nelayan kecil. Selain itu kampung nelayan juga relatih kumuh dan kotor.
Dalam mewujudkan poros maritime dunia menjadi tugas bersama antara pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui kebijkannya menindak tegas pelaku IUUF sebagai upaya menjaga pertahanan dan kedautalan Indonesia. KKP juga terus berdiplomasi dengan organisasi regional dan internasional dalam pengelolaan perikanan. Dalam menjaga dan mengelola sumber daya kelautan KKP bertugas dalam menjaga ketersediaan stok ikan nasional, meningkatkan produksi ikan dan angka konsumsi ikan nasional. Melalui satuan kerja yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, KKP berkomitmen dalam pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritime dengan pengembangan sistem konektivitas pelabuhan perikanan nasional, menjadikan sentra-sentra industry perikanan yang memiliki tempat pelelangan ikan yang bersih dan unit pengolahan ikan yang higienis. Hal ini sekaligus mewujudkan pembangunan kembali budaya maritim Indonesia dengan menghadap laut dan menjadikan laut sebagai masa depan bangsa.
Print
PDF